Islam mewajibkan kepada setiap umat muslim untuk mencari ilmu terutama bagi para pelajar seperti kita ini. Jika kita amati sekarang ini banyak orang yang belum mengerti akan pentingnya sebuah ilmu. Padahal ilmu itu sangat berharga dan sangat penting untuk kita semua. Tetapi tidak semua ilmu itu baik , seperti ilmu sihir , ilmu mencuri , dll. , jika kita mempelajarinya kita tidak akan mendapatkan pahala tetapi sebaliknya kita akan mendapatkan dosa. Allah swt berfirman :
… يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَتٍۗ …
Artinya : “sesungguhnya Allah swt akan mengangkat orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat” (al mujadilah :11 ).
Dalam ayat di atas, Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman karena mereka berhak mendapatkannya. Huruf al (ال ) dalam kata al-‘ilm (العلم ) pada ayat di atas menunjukkan ahdiyyah atau pengkhususan terhadap satu jenis ilmu, bukan menunjukkan jinsiyyah atau keumuman atas semua jenis ilmu, karena yang mendapatkan hak untuk dinaikkan derajatnya oleh Allah hanyalah orang yang memiliki ilmu syari’at yang dibawa oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bukan mencakup pada semua jenis ilmu.
Seorang yang berilmu tidak hanya menjalin hubungan antar dirinya dengan Rabbnya, melainkan dia juga menjalin hubungan dengan sesamanya melalui ilmunya, yakni dengan cara menyampaikan ilmu yang dimilikinya. Lain halnya dengan seorang ahli ibadah, yang dia mendirikan shalat, menjalankan puasa, dan semisalnya, hanya terjadi antar dirinya dengan Rabbnya. Akan tetapi, seorang yang berilmu dan menyampaikan ilmunya kepada orang lain, sesungguhnya dia tidak hanya membawa manfaat untuk dirinya sendiri, tetapi dia juga memberikan manfaat untuk orang lain.
Ilmu merupakan amal shalih yang paling utama dan mulia karena ilmu termasuk ke dalam jihad fi sabilillah. Karena sesungguhnya agama Allah tidak akan tegak dimuka bumi ini melainkan dengan dua hal, yaitu pertama, dengan ilmu dan bayan (penjelasan), kedua, dengan pedang dan tombak (perang). Namun, para rasul ‘alaihimush shalatu wa salam tidak pernah sekalipun menyerang suatu kaum yang durhaka kepada Allah ta’ala sebelum tegaknya hujjah (dalil) dan dakwah telah sampai kepada mereka terlebih dahulu.
Dari hadis yang ditelusuri ditemukan bahwa Rasulullah saw. sangat menekankan agar selalu ada orang berilmu agar terhindar dari kesengsaraan di dunia dan akhirat . Di antaranya dalam sabda berikut yang artinya:
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ،, Rasulullah saw bersabda yang artinya: Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya dari manusia, tetapi ia mengambil ilmu dengan cara mengambil ulama. Jika orang berilmu tidak satu pun yang tinggal, orang-orang akan mengangkat orang yang tidak berilmu sebagai pemimpin. Maka jika ia ditanya, ia akan berfatwa tanpa didasari oleh ilmu. Akibatnya mereka akan sesat dan menyesatkan orang lain dengan fatwanya itu.
Riwayat di atas secara tegas menjelaskan bahwa tanpa ilmu manusia akan keluar dari koridor yang sudah ditentukan. Bahkan jika orang yang tidak berilmu itu dijadikan sebagai narasumber dalam permasalahan yang dihadapi oleh umat, maka ia akan memberikan penjelasan dan atau jawaban atau solusi dari permasalahan yang ada sesuai dengan ketidak-mengertiannya. Ia akan sesat dan menyesatkan orang lain. Kalau ia seorang hakim maka ia akan memutuskan perkara yang dihadapkan kepadanya dengan dasar ketidak-mengertiannya, yang diancam oleh Rasulullah saw. dengan ancaman neraka.
Begitu juga dengan seorang yang mempunyai posisi pengambil kebijakan, tanpa dasar pengetahuan yang dimilikinya, maka Rasulullah saw. menegaskan bahwa menyerahkan sesuatu kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk itu maka kehancuranlah yang akan diterima. Dengan demikian, ilmu merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku dirinya muslim.
Dari riwayat di atas pun diketahui bahwa kebodohan merupakan sumber bencana untuk diri yang bersangkutan dan atau untuk orang lain, bahkan bencana bagi kemurnian ajaran Islam. Tanpa pengetahuan, orang akan dengan mudah melakukan sesuatu yang dianggapnya benar, atau yang dikatakan orang lain benar, meskipun kenyataannya tidak benar atau tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.
Dari berbagai metode yang digunakan oleh Rasulullah saw. sepertinya beliau menginginkan umat Islam beramal dan berkarya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Agaknya, inilah yang menyebabkan penyamaan kegiatan belajar mengajar dengan jihad. Karena dampak yang ditimbulkan oleh kebodohan dan ketidaktahuan terutama masalah agama tidak kurang dari kegiatan musuh Islam yang berupaya menghancurkan Islam.
Ilmu menunjukkan kepada Allah dari jalan yang paling dekat. Barangsiapa menempuhnya, tidak menyimpang darinya, niscaya dia akan sampai kepada Allah ta’ala dan kepada surga, dari jalan yang paling dekat dan paling mudah. Sehingga menjadi mudah baginya semua jalan-jalan yang bisa menghantarkan kepada surga baik jalan yang ada di dunia maupun di akhirat.
Semoga Allah menambahkan ilmu yang bermanfaat kepada kita semua dan menjauhkan kita dari ilmu yang tidak bermanfaat dan tercela.
اللهُـمَّ انْفَـعْـنِيْ بِمَـا عَـلَّمْتَنِيْ، وَعَـلِّمْنِيْ مَا يَنْـفَعُـنِيْ، وَزِدْنِيْ عِـلْمًـا .
“Yaa Allah, berikanlah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku. Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.”
والله تعالى أعلم
سبحانك اللهم وبحمدك أشهـد أن لا إله إلا أنت، استغـفـرك وأتوب إليك